Baca Juga : Inilah Beberapa MITOS Tentang Keperawanan Tapi Dipercaya, Wanita BACA!!
Tes Kehamilan Sebelum Tahun 1960-an
Yang menakjubkan, sebelum tahun 1960-an tes kehamilan yang paling baik adalah menyuntikkan urine seorang wanita pada punggung katak. Dokter akan menyuntikkan urine tersebut pada kantong getah bening dorsal di pagi hari, kemudian memeriksanya kembali sore hari. Jika wanita itu hamil, dosis urinenya akan menyebabkan katak betina bertelur dalam dua belas jam. Tes ini juga cocok pada kodok jantan, walaupun bekerja dengan cara yang berbeda dalam hal ini, jika wanita itu hamil, maka urinenya akan menyebabkan katak jantan mengeluarkan sperma.
Tes ini terbukti berhasil karena urine wanita mengandung hormon human chorionic gonadotropin atau hCG. Inilah hormon yang diuji dengan alat uji kehamilan modern. Hormon ini juga digunakan untuk mempersiapkan antibodi dalam tubuh. Tes ini hanya bisa dilakukan dengan adanya pengembangan teknik baru pengukuran antigen yang sensitif pada 1959. Antigen adalah zat yang memicu respons imun dalam tubuh terutama untuk menghasilkan antibodi. Sebelum penemuan ini, tes dengan katak adalah tes terbaik dan pilihan yang sangat terbatas.
Tes pertama uji kehamilan dikembangkan oleh seorang ahli kimia, Selmar Aschheim, dan seorang ginekolog (ahli kandungan), Benrhard Zondek, sekitar 1920-an. Dalam prosedur yang disebut sebagai ‘Tes A – Z’ ini, dokter akan menyuntik lima tikus betina dengan urine wanita berkali – kali dalam beberapa hal. Kemudian, dokter akan membedah tikus tersebut dan memeriksa sel telur atau ovariumnya. Jika ovariumnya membesar, tandanya wanita tersebut hamil. Beberapa tahun berikutnya tes sejenis dikembangkan dengan menggunakan kelinci.
Pada 1930, Lancelot Hogben, seorang ahli zoologi Inggris yang tinggal di Afrika Selatan, menemukan cara mengendalikan ovulasi (masa produksi sel telur) kodok bercakar Afrika Selatan dengan menggunakan hormon. Biasanya kodok berovulasi hanya pada musim pemijahan (masa bertelur) sehingga kodok – kodok tersebut tak bisa digunakan untuk tes kehamilan yang harus dilakukan sepanjang tahun. Jika masalah ini dapat diatasi, katak bisa digunakan sebagai alat tes kehamilan yang ideal. Katak menghasilkan telur – telur berukuran besar yang disimpan di luar tubuh. Artinya, peneliti tak perlu membunuh katak untuk mengamati hasilnya dan mereka dapat dipergunakan lagi, tidak seperti tikus atau kelinci yang hanya sekali pakai karena harus dibunuh terlebih dahulu. Berkat penemuan Hogben, menjelang 1933, para dokter memanfaatkan kodok untuk pengujian hCG. Selama lebih dan dua dekade, cara ini menjadi metode yang paling dipilih dan andal untuk menguji kehamilan.
Tes Kehamilan Zaman Dulu
Yang pertama kita mulai dengan cara jaman dulu dengan meneliti perubahan wajah. Di abad ke-16 seorang dokter yang bernama Jacques Guillemeau menjelaskan bahwa wanita yang sedang hamil akan tampak munculnya perubahan pada wajah mereka. Apabila teliti perubahan-perubahan tersebut akan terlihat pada wanita yang sedang mengandung. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita yang dalam kondisi hamil diantaranya di bulan kedua mata perempuan yang sedang hamil akan terlihat lebih dalam, disertai pembuluh darah kecil yang tampak lebih bengkak dari sebelumnya di kedua sudut matanya. Pada bagian pipi wanita juga akan mengalami perubahan, dokter Jacques Guillemeau menyebutkan rona pipi akan berubah warna, terlihat guratan tipis berwarna merah di area kedua pipi sang wanita. Meski tidak terlalu tampak namun jika teliti rona ini ada pada kondisi wanita yang sedang hamil.
Cara tes kehamilan jaman dulu yang kedua ini sangat aneh dan bertentangan dengan kedokteran modern. Pada masa kini, para dokter sangat melarang wanita untuk mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat mengganggu pertumbuhan janin. Namun wanita di zaman dahulu justru minum bir untuk tahu dirinya hamil atau tidak. Para wanita akan minum sedikit bir yang sudah didiamkan dalam beberapa tahun. Jika sang wanita merasa bir tersebut sangat pahit dibanding hari biasanya, berarti sang wanita sedang hamil. Namun jika rasanya pahit biasa saja layaknya bir, berarti dia sedang tidak hamil.
Pada masa 4000 tahun lalu di Kahun Papyrus, para tabib di Mesir Kahun menuliskan bahwa cara mereka mengetahui kehamilan wanita adalah dengan buang air kecil di atas biji gandum dan barley yang sudah dibungkus sehelai kain kecil. Jika wanita tersebut hamil, salah satu biji akan tumbuh dengan ciri tertentu yang hanya diketahui sang tabib. Jika yang tumbuh adalah barley, maka diperkirakan sang wanita hamil anak laki-laki, sedangkan jika yang tumbuh biji gandum, maka si wanita sedang mengandung anak perempuan.
Alat test hamil pada abad ke-19 di Prancis, para wanita memakai bantuan peramal untuk mengetahui dirinya hamil atau tidak. Peramal yang dituju bukan peramal sembarangan, karena yang bisa melihat wanita positif hamil atau tidak adalah peramal yang menggunakan media air. Para wanita akan datang ke peramal air untuk melihat apakah dirinya sudah hamil atau belum. Hebatnya, para peramal air bisa memprediksi jenis kelamin bayi yang dikandung sejak awal kehamilan. Walau terdengar tidak masuk akal, hasil ramalan mereka dilaporkan akurat.
Cara yang paling membuat ngilu terakhir ini adalah alat test kehamilan yang benar-benar dipraktikkan sekitar abad ke 18 di Prancis. Wanita yang merasa dirinya hamil akan memasukkan sepotong kecil bawang putih ke dalam miss V mereka sebelum tidur malam hingga bangun keesokan paginya. Jika keesokan paginya napas di wanita bau bawang putih, berarti dia tidak hamil. Namun jika napas si wanita tidak bau bawang putih berarti dia hamil. Cara ini menandakan bahwa janin yang ada di perut wanita menahan aroma bawang putih hingga tidak sampai ke napas sang wanita.
Sebarkan ya,...
Sumber anehdidunia.com
EmoticonEmoticon