Standar tiap-tiap wanita dalam menentukan pasangan memanglah berlainan. Ada yang mencari pasangan berdasar pada ciri-ciri, fisik, ada pula yang pilih pasangan berdasar pada tingkat kemapanan seseorang pria. Apa pun argumennya, yang pasti persyaratan sebagai pilihan wanita adalah pria yang kira-kira dapat membawa kehidupannya nantinya jadi tambah baik.
Umumnya pria tampan dapat dengan mudah bikin wanita terkagum. Hal semacam ini memberikan indikasi bahwa mereka bakal dengan gampang memperoleh pasangan hidup. Tetapi sebenarnya hal itu tak seutuhnya benar. Berdasar pada hasil riset, dapat dibuktikan bahwa wanita lebih suka pada pria kaya yang di banding pria yang tampan.
Berdasar pada hasil survey majalah fashion AneCan dari Jepang, terdaftar bahwa dari seribu wanita sebagai responden, sejumlah 75, 5 % lebih memilih pria yang kaya serta tak tampan dibanding tampan tetapi tak mempunyai pendapatan besar. Jumlah itu mengukapkan bahwa mereka lebih memilih hari esok dibanding dengan bahagia yang sementara dengan pria tampan tapi miskin. Pria yang mapan merupakan pilihan yang pas untuk hari esok beberapa wanita disana.
Akan tetapi, ada pula wanita yang pilih untuk meneruskan hidup dengan pria tampan yg tidak kaya. Pilihan itu meraih 25 % dari keseluruhan responden. Wanita yang lebih memilih ini ikhlas menggunakan duit untuk melihat pria tampan walau pengangguran serta berpenghasilan sedikit.
Berbeda halnya dengan suvei di Jepang, lain juga dengan riset dari psikologi evolusioner. Dalam riset yang diterbitkan Majalah Psychology Today berisi bahwa wanita kurang suka pada pria yang mempunyai karakteristik ekonomi tinggi. Simon Chu dalam jurnal yang berjudul Personality and Perorangan Differences mengatakan bahwa nyatanya wanita lebih memilih pria atraktif serta berstatus ekonomi menengah saja juga sebagai pilihan paling utama. Mereka berasumsi, pria sejenis itu juga banyak di idamkan oleh wanita lain, hingga jadi besar kemungkinan pasangannya untuk selingkuh.
Dalam riset itu, Chu memberi sebagian photo pria yang atraktif serta tak atraktif serta dibarengi dengan status ekonomi mereka. Pada mulanya Chu berasumsi bahwa beberapa wanita bakal pilih pria dengan ekonomi tinggi serta atraktif, tetapi nyatanya hipotesisnya salah. Wanita sebagai respondennya malah memiliki pilihan pria dengan tingkat ekonomi menengah di banding dengan mereka yang kaya secara finansial.
Chu menjelaskan, bukanlah artinya beberapa pria yang termasuk juga kelompok ini akan kesusahan mencari pasangan selama-lamanya. Cuma saja, usaha mereka agar bisa memberikan keyakinan (calon) pasangan bahwa mereka yaitu orang yang setia mesti lebih gigih di banding pria lain.
Umumnya pria tampan dapat dengan mudah bikin wanita terkagum. Hal semacam ini memberikan indikasi bahwa mereka bakal dengan gampang memperoleh pasangan hidup. Tetapi sebenarnya hal itu tak seutuhnya benar. Berdasar pada hasil riset, dapat dibuktikan bahwa wanita lebih suka pada pria kaya yang di banding pria yang tampan.
Berdasar pada hasil survey majalah fashion AneCan dari Jepang, terdaftar bahwa dari seribu wanita sebagai responden, sejumlah 75, 5 % lebih memilih pria yang kaya serta tak tampan dibanding tampan tetapi tak mempunyai pendapatan besar. Jumlah itu mengukapkan bahwa mereka lebih memilih hari esok dibanding dengan bahagia yang sementara dengan pria tampan tapi miskin. Pria yang mapan merupakan pilihan yang pas untuk hari esok beberapa wanita disana.
Akan tetapi, ada pula wanita yang pilih untuk meneruskan hidup dengan pria tampan yg tidak kaya. Pilihan itu meraih 25 % dari keseluruhan responden. Wanita yang lebih memilih ini ikhlas menggunakan duit untuk melihat pria tampan walau pengangguran serta berpenghasilan sedikit.
Berbeda halnya dengan suvei di Jepang, lain juga dengan riset dari psikologi evolusioner. Dalam riset yang diterbitkan Majalah Psychology Today berisi bahwa wanita kurang suka pada pria yang mempunyai karakteristik ekonomi tinggi. Simon Chu dalam jurnal yang berjudul Personality and Perorangan Differences mengatakan bahwa nyatanya wanita lebih memilih pria atraktif serta berstatus ekonomi menengah saja juga sebagai pilihan paling utama. Mereka berasumsi, pria sejenis itu juga banyak di idamkan oleh wanita lain, hingga jadi besar kemungkinan pasangannya untuk selingkuh.
Dalam riset itu, Chu memberi sebagian photo pria yang atraktif serta tak atraktif serta dibarengi dengan status ekonomi mereka. Pada mulanya Chu berasumsi bahwa beberapa wanita bakal pilih pria dengan ekonomi tinggi serta atraktif, tetapi nyatanya hipotesisnya salah. Wanita sebagai respondennya malah memiliki pilihan pria dengan tingkat ekonomi menengah di banding dengan mereka yang kaya secara finansial.
Chu menjelaskan, bukanlah artinya beberapa pria yang termasuk juga kelompok ini akan kesusahan mencari pasangan selama-lamanya. Cuma saja, usaha mereka agar bisa memberikan keyakinan (calon) pasangan bahwa mereka yaitu orang yang setia mesti lebih gigih di banding pria lain.
Baca juga: Pacaran Beda Agama, Ini Masalah Yang Akan Anda Hadapi
EmoticonEmoticon